Senin, 23 Desember 2024
BerandaNewsMahfud MD Ingatkan Rusaknya Negara Gegara Pemerintah Gak Adil dan Intelektual Rusak

Mahfud MD Ingatkan Rusaknya Negara Gegara Pemerintah Gak Adil dan Intelektual Rusak

“Di berbagai negara itu rusaknya rakyat itu mula-mula disebabkan rusaknya pemerintah, munculnya pemerintahan yang sewenang-wenang dan tidak adil, rakyat rusak. Coba kalau pemerintahnya adil, tidak sewenang-wenang, rakyat tentram,” kata Mahfud.

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pakar hukum tata negara, Mahfud MD, mengingatkan pesan dari Imam Al Ghazali tentang pentingnya rakyat, pemerintah dan kaum intelektual tertib jika ingin sebuah negara itu baik.

Ia menekankan, bahwa rakyat yang rusak bisa disebabkan pemerintah atau intelektual yang rusak.

“Di berbagai negara itu rusaknya rakyat itu mula-mula disebabkan rusaknya pemerintah, munculnya pemerintahan yang sewenang-wenang dan tidak adil, rakyat rusak. Coba kalau pemerintahnya adil, tidak sewenang-wenang, rakyat tentram,” kata Mahfud dalam podcast Terus Terang yang tayang di kanal YouTube Mahfud MD Official, Senin (17/6) seperti dikutip Holopis.com.

Mantan Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju tersebut menuturkan, bahwa seandainya pemerintah bersikap tidak adil, maka akibatnya akan timbul kerusakan di tengah masyarakat.

Penerbit Iklan Google Adsense

Namun, Mahfud menyampaikan, pemerintah bisa rusak kalau kaum intelektual, ulama, ilmuwan atau cendekiawannya sudah rusak.

Contohnya kata Mahfud, adalah ulama-ulama atau para intelektual yang suka memberi fatwa pesanan atau survei bayaran tertentu.

Begitu juga ia menyinggung tentang kegiatan survei yang marak terjadi menjelang pemilihan umum. Menurut Mahfud, survei sendiri itu bagus. Bahkan, ketika survei sempat dilarang lewat UU dan diuji ke MK, Mahfud pula yang memutus kalau survei dibolehkan.

“Oleh sebab itu, boleh survei, boleh quick count, saya yang memutuskan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 9 Tahun 2009. Ketika survei dilarang, saya yang katakan penting itu survei sesuai Pasal 28 F Undang-Undang (UU) Informasi dan Keterbukaan Publik,” ujarnya.

Hanya saja, mantan petinggi Wahid Institute tersebut mengingatkan bahwa survei harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

“Tapi survei harus bertanggung jawab juga karena itu produk ilmiah,” ujar Mahfud.

Ini berlaku pula bagi kaum intelektual seperti ulama. Mahfud menekankan, pemerintah yang meminta pembenaran kepada ulama dengan cara-cara palsu, membuat fatwa palsu dengan bayaran membuat kehadiran ulama itu pada akhirnya menjadi penyebab kerusakan negara.

“Sehingga, disebut ulama itu rusak, cendekiawan rusak, ilmuwan rusak karena mereka cinta kedudukan dan harta, cinta mendapat citra baik sebagai ilmuwan, sebagai ulama dan sebagainya. Itu yang menyebabkan negara itu tidak baik,” tuturnya.

Baca Juga :

BERITA LAINNYA

Profil Lalu Muhammad Iqbal, Diplomat Unggul Siap Pimpin NTB

Lalu Muhammad Iqbal bertekad untuk maju dalam bursa Pilkada Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024.

Profil Ridwan Kamil, Tukang Arsitek Menuju Kursi Gubernur

Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil memiliki latar belakang yang cukup mumpuni sebelum masuk ke dunia politik.

Mardiono Ogah Jagokan Sandiaga di Pilgub Jakarta

Plt Ketua Umum PPP memberikan sinyal bahwa sebenarnya mereka ogah untuk mendukung Sandiaga Uno maju di Pilgub Jakarta 2024.

PPP Pastikan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

PPP semakin memberikan sinyal kuat untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pasca Pilpres 2024.

Gibran Rakabuming Komunikasi Intens dengan KIM Tentukan Komposisi Kabinet

Gibran Rakabuming Raka menyebut, bahwa pihaknya masih terus melakukan komunikasi dalam penentuan komposisi kabinet pemerintahan mendatang.

Kaesang Mau Maju Pilkada Jakarta, Ini Syarat dari Partai Golkar

Partai Golkar menegaskan pihaknya siap untuk mendukung Kaesang Pangarep apabila berminat maju di Pilgub Jakarta. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun mengajukan syarat, Kaesang...

FEEDS NEWS